Sabtu, 30 Juni 2007

berapa banyak yang aku inginkan satu hal

lalu ENGKAU pilihkan aku agar berpaling darinya

dan ENGKAU masih senantiasa baik dan kasih sayang kepadaku

Tidaklah menimpaku qadar yang kubenci atau kusenangi

kecuali dengannya aku mendapat petunjuk jalan kepadaMU

ketentuanMU itu berjalang bersama kerelaanku

dan sungguh aku mendapatkanMU sebagai teman di dalam negeri

dikutip dari buku Mawaridul aman al-muntawa min ighatsatul lahfan fi mashayidisy syaithan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

Selasa, 26 Juni 2007

Teruntukmu sahabatku

Untukku dan untukmu...

15 October, 2006
Penulis: Ummu HabibahMuroja’ah: Ustadz Abu Salman

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Wahai sahabatku bagaimanakah kabarmu hari ini? Apakah engkau sudah mempersaksikan di hadapan seluruh makhluk dan malaikat yang menjunjung ‘Arsy yang agung dan malaikat seluruhnya bahwa engkau seorang muslim? Mempersaksikan bahwa Dia lah Robb yang agung, yang paling pedih azabnya sekaligus paling luas rahmatnya, sebagai Dzat yang satu-satunya berhak diberikan seluruh kecintaan, rasa takut dan harap dengan ketundukan dan penyerahan diri yang sempurna?

Sahabatku, sudahkah engkau bertekad hari ini untuk mengerjakan sunnah Rosululloh dengan benar dan ikhlas di atas syariat yang haq, yang tidak dinodai kebatilan syahwat dan syubhat yakni dengan cara mengikuti metode pemahaman dan pengamalan islam yang dilakukan oleh sahabat yang mustaqiim?

Sahabatmu menulis risalah ini saat hatinya sedang terbang melihat sahabatnya yang mencintai agama Allah… menginginkan kebaikan pada dirinya dan orang-orang yang disayanginya…

Sahabatmu menulis risalah ini mengharapkan agar sekiranya risalah ini menjadi batu perbaikan untuk meraih metode pemahaman dan pengamalan islam yang lurus dan meraih jalan kebaikan…

Sahabatmu menulis risalah ini dengan niat –yang semoga Alloh meluruskannya- yang menginginkan kebaikan bagi engkau wahai sahabatku…

Sahabatmu menulis risalah ini dengan harapan semoga melapangkan dada, menjernihkan akal dan bisa diterima oleh hati…

Sahabatmu menulis risalah ini agar ilmu menjadi bersinar dan tersebar… dan menjadi pembuka menuju jalan ke jannah-Nya…

Sahabatmu menulis risalah ini dan sangat mengharapkan persatuan kata dalam satu shaf yang sama, bersama-sama menapaki atsar Rosullulloh dan sahabatnya dan meraih beribu-ribu keindahan iman yang dicapai tholabul ‘ilmi…

Sahabatmu menulis risalah ini dan dia yakin dengan pasti dan tanpa ragu didalamnya ada kesalahan dan kekurangan… karenanya dia memohon ampun kepada Alloh dan memohon maaf kepadamu sahabatku…

Tausiyah Untukku dan Untukmu
Sahabatku, bacalah apa yang Allah firmankan padamu…

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9)

“Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadillah: 11)

“Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28)

Sahabatku, ingatlah pesan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepadamu…

“Barangsiapa yang Allah menghendaki suatu kebaikan pada dirinya maka Dia memberinya pemahaman dalam masalah dien.” (HR. Bukhori Muslim)

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi termasuk pula semut di dalam liangnya, termasuk pula ikan paus, benar-benar bersholawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia.” (HR. Tirmidzi)

“Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kelebihan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang gemintang. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu adalah para pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil ilmu itu, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

“Sesungguhnya para malaikat benar-benar mengepakkan sayap-sayapnya pada orang-orang yang mencari ilmu, karena ridho terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

“Barang siapa meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga.” (HR. Muslim)

“Barangsiapa yang didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu dia hendak menghidupkan islam, maka antara dirinya dan para nabi hanya ada satu derajat di surga.” (HR. Ath-Thabrani)

Ketahuilah sahabatku… hukum mencari ilmu dien adalah wajib.
Rosululloh bersabda, “Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Ketahuilah sahabatku…
diantara semua ilmu ada ilmu yang terpuji dan ada ilmu yang tercela. Dan di antara ilmu yang terpuji ada yang hukumnya fardhu ‘ain dan ada yang hukumnya fardhu kifayah. Ilmu yang hukumnya fardhu ‘ain adalah ilmu yang dengannya engkau dapat mengenal Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam setiap gerak-gerikmu, ucapanmu, perbuatanmu yang kau tampakkan maupun yang ada di dalam hatimu. Sedangkan ilmu yang termasuk fardhu kifayah adalah setiap ilmu yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup di dunia seperti ilmu kedokteran dan farmasi.
Maka ilmu yang fardhu ‘ain wajib untuk dicari oleh setiap muslim sedangkan ilmu yang fardhu kifayah adalah wajib untuk dicari oleh seorang muslim, namun apabila sudah dikerjakan oleh sebagian muslim maka gugur kewajiban yang lain.

Ketahuilah sahabatku…
jadilah salah seorang diantara dua jenis manusia.
Pertama jadilah orang yang sibuk dengan dirimu sendiri dengan hal yang fardhu ‘ain.
Kedua setelah selesai dengan kesibukan diri sendiri berilah manfaat pada orang lain dengan hal yang fardhu kifayah.
Jangan menjadi orang yang hanya sibuk memperbaiki orang lain sebelum memperbaiki diri sendiri. Perhatikanlah hati dan amalanmu. Jika engkau belum bisa menata diri sendiri dan hatimu, maka janganlah engkau menyibukkan diri dengan yang fardhu kifayah sebab orang lain telah banyak yang mengamalkan ilmu ini. Orang yang hendak mencelakakan dirinya sendiri dengan memperbaiki keadaan orang lain adalah orang yang bodoh. Perumpamaan dirinya seperti orang yang di dalam pakaiannya tersusupi kalajengking, lalu dia mengendap-endap untuk menghalau seekor lalat agar tidak hinggap di tubuh orang lain di sampingnya.
Jika engkau sudah bisa menata diri sendiri, engkau boleh menyibukkan diri dengan ilmu yang fardhu kifayah. Mulailah mencari ilmu dari Kitabullah dan Sunnah baru engkau mendalami ilmu yang lain. Janganlah engkau menghabiskan umurmu dalam satu jenis ilmu karena ingin mendapatkan predikat spesialisasi. Sesungguhnya ilmu itu sangat banyak sementara umur manusia sangat terbatas. Maka pilihlah ilmu yang paling bermanfaat bagimu yang dengannya engkau bisa meraih ridho Allah.
Sahabatmu ini pernah mendapatkan nasihat, “Sempatkan waktumu menemui majelis-majelis ta’lim yang lurus aqidah, akhlaq dan manhajnya sekalipun harus menempuh jalan yang jauh dan sulit. Sempatkan hatimu untuk menerima belaian dan makanan berupa ilmu. Ingat dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu bagi hati bagaikan air bagi ikan. Apa jadinya ikan tanpa air? Lalu apa jadinya hati tanpa ilmu?”
Namun sahabatmu ini sibuk sekali dengan urusan dunia dan prestasi, menganggap bahwa dunia sudah cukup untuk menepis musibah dan meraih kebahagiaan. Kebahagiaan datang lalu pergi dan hatinya terasa begitu kering. Musibah datang silih berganti dan membuat hatinya semakin kering hingga sahabatmu ini mendapat nasehat lagi…
Zuunuun rodhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai saudaraku berdirilah di hadapan tuhanmu seperti anak kecil di hadapan ibunya. Setiap kali ia dipukul oleh ibunya, ia malah bergerak ke arahnya dan setiap kali ia diusir ia malah mendekatinya. Keadaannya tetap seperti itu sampai sang ibu mendekapnya.”

Sabarlah jika engkau sedang ditimpa musibah, berdoalah kepada Allah agar semua itu bisa mengurangi dan menghapus dosa-dosamu. Kembalilah pada Allah dan carilah solusi dari Rosulullah. Sesungguhnya dalam Islam terdapat solusi bagi seluruh permasalahan. Dan cukupkan dirimu dengan solusi yang Allah dan Rosul-Nya berikan. Karena Allah lah yang Maha Bijaksana, menentukan yang terbaik bagi hambaNya. Dan memang, solusi terbaik atas seluruh urusan adalah islam, agama yang sempurna dan indah dari segala segi. Kebahagiaan hakiki ada pada Islam.

Sahabatku…
bersabarlah untuk terus melangkah menggapai manisnya iman. Kita tidak akan pernah tahu, kapan umur kita pupus. Maka manfaatkanlah waktu untuk bersegera merajut manfaat dalam ridho Allah. Perjalanan sungguh amat jauh dan berat karenanya perlu bekal yang banyak agar kita tidak merugi. Dan kumpulkan bekal itu sekarang karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. Bahkan sampai besok pagi pun kita tidak tahu apakah kita masih hidup.

Kelak di akherat, Robb kita tidak akan menanyakan:
Bagaimana duniamu? Apakah orang tuamu kau bahagiakan dengan duniamu?
Tidak, sama sekali tidak…Justru Robb kita akan bertanya:
Untuk apa masa mudamu kau gunakan?

Dan semoga saat itu walidain kita akan bangga dengan kesholehan anaknya, bukan dengan hal-hal yang dibanggakan di dunia tapi hakikatnya menjadi tamparan yang amat menyakitkan bagi mereka di akherat.
Manakah yang engkau ridho atasnya sahabatku?
Jangan tertipu oleh alasan-alasan maya yang dibisikkan syaithon untuk membenarkan yang salah, menghalalkan yang haram dan menyamarkan hal-hal yang jelas.

Sahabatku…
tentulah kita semua tahu bahwa terbukanya pintu taubat adalah hingga ditariknya nyawa sampai tenggorokan. Setelah itu tertutuplah pintu taubat untuk selamanya dan tak berguna lagi penyesalan sesudah itu. Tapi sahabatku, tak seorang pun tahu kapan kematian menjemput, kapan pintu taubat ditutup, apakah tahun depan, bulan depan, malam ini atau setelah beranjak dari tempat ini?? Tak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya hingga begitu banyak manusia meremehkan bersegera dalam bertaubat dan dalam keadaan merasa aman dengan ilmu, amal, dan agama yang ia miliki sekarang. Padahal barangsiapa yang merasa aman dengan agamanya maka Allah mencabut agamanya pada saat itu juga.

Sahabatmu ini hanya bisa berdoa semoga dalam kesendirian kita masing-masing kita tetap bersemangat berpegang teguh terhadap al-haq, tetap istiqomah, menjunjung nilai-nilai sunnah dalam setiap tingkah, langkah, menit dan detik kita. Kita berlindung kepada Allah dari fitnahnya dunia dan segala perhiasannya. Semoga kita diselamatkan dari tipu daya dan bisikan syaithon yang melalaikan kita dari mengingat agungnya akherat.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Kita sudah mengetahui maknanya.
Lalu kapankah kita mengamalkan?

Risalah ini hanya sekadar mengingatkanmu sahabatku, sesungguhnya ilmu yang kita pelajari di kampus bermanfaat. Tidak ada yang melarang kita untuk mempelajarinya, bahkan sangat dianjurkan demi kemaslahatan umat Islam. Apalagi jika kita belajar untuk birul waliddain, tentu pahalanya akan lebih berlipat lagi. Tapi sekali lagi sahabatku, tentu engkau sudah mampu mempertimbangkan manakah yang seharusnya lebih didahulukan, bahwa ilmu yang kita pelajari hukumnya fardhu kifayah dan butuh ilmu yang fardhu ‘ain sebagai landasannya. Sahabatku, engkau sudah dewasa dan engkaulah yang berhak menentukan jalan yang akan engkau tempuh. Sahabatmu ini sekedar menyampaikan ilmu yang sudah sampai padanya. Karena sahabatmu ini sangat menyayangimu karena Allah dan berharap kelak bertemu denganmu di surgaNya dan masih bersamamu ketika menuai ridho-Nya dan memandang wajah-Nya.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dari sahabatmu…
- Ummu Habibah
Maroji’: (Ru’yatul Waq’iyah) (Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisi)

copy paste from muslimah.or.id

Kamis, 21 Juni 2007

!!!!!!!!

思い込みをやめましょう!!!!!!!


Minggu, 17 Juni 2007

menjadi warga negara jepang?

tadi tiba2 dapet telpon, dari orang jepang..
ingat sih aku pernah mengenalnya dari satu kegiatan kouryuu..
mm..kira2 setahun lalu..
dan nomor telponnyapun terdaftar di hpku..
"wah, ada apa ya" pas ngeliat panggilan itu..
ditanya " pengen jadi warga negara Jepang gak?"
waduh..pertanyaan yang tak pernah terlintas di pikiran aku..^-^
"maaf, gak ingin sama sekali..krn setelah tamat saya akan langsung pulang" aku jawab gitu aja
nande, tiba2 nanya itu? mmm...atau dia mmg kerjanya itu ya, ngurusin orang2 yg ingin pindah warganegara
duh..insyaAllah gak deh..saya suka sih tinggal di negeri anda yg bersih dan teratur juga..
tapi sayang, saya gak suka lingkungan yg ada di sini..
gimanapun tinggal di negeri sendiri akan lebih menyenangkan, gak perlu susah2 nyari makanan yg halal, gak perlu susah2 nyari tempat buat sholat, bisa terus silaturrahmi ama keluarga, buat saya itu yang lebih penting..
karena sekarang, tiba2 lagi rindu ama kumandang azan di mesjid nih..^-^
menjadi warga negara jepang? gak desu insyaAllah..
ah..jd ingat mimpi salah seorang temanku ttg aku kemaren..hehe
itu juga tuh, kenapa bisa mimpi seperti itu ya.. :p
gak usah disebutin lha..malu saya soalnya..^-^

Sabtu, 16 Juni 2007

Rabu, 06 Juni 2007

本日の宿題

宿題

自分ひとりぐらいと思って。。
ゴミを捨てる
地上に一億あまりのゴミが落ちる

自分だけでもと思って。。
ゴミを拾う
地上から一億あまりのゴミが消える

artinya tuh kira2 gini..
jika setiap orang hanya membuang satu sampah saja secara sembarangan maka akan ada lebih 100juta sampah yang akan berserakan di muka bumi ini..

jika setiap orang dalam satu hari memungut satu sampah saja yg berserakan maka bisa lebih dari 100juta sampah yang akan lenyap di muka bumi ini..

nah..peernya tuh..mikirin kata2 yg pas dalam bahasa indonesia ttg kata2 tadi..
kata2 yg singkat padat, tapi penuh makna dalam tiap katanya..
klo ada yg punya ide..sila2 jangan segan2 ya..^-^

Selasa, 05 Juni 2007

habis ini ngapain?

pertanyaan yang kerap kali terdengar di telingaku..
di tahun ketiga kuliah ini sudah saatnya aku mulai memikirkan langkahku berikutnya kemana..(jadi ingat masa2 smu dulu..krn pernah jg memikirkan hal ini)
tidak hanya dari orang-orang yg bersama denganku..
tapi dari hampir semua orang yg aku temui, ketika mereka mengetahui aku adalah mahasiswa tingkat 3 disini..
sebagian dari temanku sudah ada yg mulai untuk mencari pekerjaan..
sebagian lagi, ada yg masih menangguhkannya untuk tahun ke 4..
tapi sebagian besar dari mereka, memang tidak berniat untuk pulang ke tempat asal mereka..
mungkin, mereka lebih merasakan kenyamanan tinggal di negeri ini dibanding pulang ke negeri mereka..
kemaren dalam obrolan ringan di kereta, aku dan temanku juga baru saja membahas tentang hal ini..
sebenarnya aku punya banyak pilihan, yg mmg sudah aku pikirkan walau hanya secara garis besarnya saja..
untuk tinggal lebih lama di sini..sepertinya mmg harus membuat aku berpikir lebih panjang lagi..
tentang segala resikonya sendiri di sini..
kenyamanan bukanlah sebgai faktor utama..ada yg lebih utama dari semuanya..
untuk pulang, berarti aku harus ikut bersama2 berkompetisi dengan orang2 lain yg sejalan denganku..
aku bukan tipe pejuang, terkadang aku memang teramat mudah untuk menyerah..
mungkin disini hidupku hanya seperti mimpi..
menikmati segala yg aku punyai..
alhamdulillah, betapa banyak kemudahan yang aku peroleh di sini..
tapi jangan..jangan sampai itu semua membuatku lupa..
hmm..sebenarnya ada yg lebih kuinginkan disebalik semua pilihanku itu..
agar semakin mantap dan terarah langkahku..
Ya Allah berilah selalu hamba kekuatan dengan bimbinganMU..
jangan hukum hamba jika hamba lupa kepadaMU..
ingatkan hamba jika hamba terlalai dalam mengingatMU,Ya Rabb..
Ampuni diri yang lemah ini, Ya Rabbi..

eXTReMe Tracker